profil

Sabtu, 24 November 2012

Kontroversi Palestina




Fakta yang bertolak belakang saya temukan dari dua pernyataan di web berikut ini,
1 Pernyataan Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz Mehdawi
Tidak banyak yang tahu bahwa persentase terbesar penduduk di Palestina adalah penganut yahudi bukan muslim atau nasrani yang selama ini dikenal. Hal ini disampaikan oleh Duta besar Palestina untuk Indonesia, Fariz Mehdawi, ketika ditemui dalam seminar memperingati Hari Internasional Solidaritas untuk Palestina yang berlangsung di Auditorium Yustinus Universitas Atmadjaya, Jakarta, Rabu (30/11/2011).
“Di Palestina 50% penduduknya beragama Yahudi dan sisanya beragama Kristen dan Muslim yang berada di daerah Tepi Barat dan Yerusalem,” ujarnya.
Mehdawi juga heran dengan beberapa orang dan kelompok yang selalu berteriak mendukung Palestina dan mengutuk Israel tetapi mereka tidak tahu permasalahannya yang terjadi di Palestina,
“Saya bingung dan heran dengan isu dan teriakan “Allahu Akbar” dari orang-orang terhadap yang terjadi antara Palestina dan Israel padahal mereka tidak tahu apa-apa dan tidak ada peran sama sekali untuk membantu kami, nol besar,” ungkapnya.
Terkait dengan Indonesia, Palestina membutuhkan bantuan dari Indonesia karena dengan pengalamannya dalam politik dan demokrasi serta sejarah perjuangan mereka selama 350 tahun.
Tanggal 29 November oleh PBB ditetapkan sebagai Hari Internasional Solidaritas terhadap Palestina pada Sidang Umum PBB 12 Desember 1979. Tanggal ini dipilih karena pada 29 November 1947 PBB menerapkan resolusi 181 (II) atau yang dikenal dengan nama Partition Resolution.
Resolusi ini mengatur pembagian Palestina menjadi dua, negara Yahudi dan negara Arab, dengan Yerusalem sebagai corpus separatum kedua wilayah. Namun, hanya satu negara yang lahir dari resolusi ini, yaitu Israel. Sementara Palestina masih diragukan kedaulatannya, bahkan oleh PBB sekalipun. 
2. Pernyataan dari Wikipedia tentang penduduk Palestina
Bangsa Palestina (bahasa Arab:الشعب الفلسطيني, ash-sha`b al-filasTīni) adalah bangsa yang menuturkan bahasa Arab. Populasi Bangsa Palestina, termasuk keturunan, jika dibulatkan adalah 10 juta jiwa, Kira-kira setengah tinggal di wilayah Palestina, mencakup wilayah IsraelTepi Barat termasuk Yerusalem timur, Jalur Gaza dan Yordania. Di daerah ini jika digabungan, pada 2009, mereka merupakan mayoritas 51% dari seluruh penduduk. beberapa di antaranya adalah pengunsi. Sisanya, lebih dari separuh dari seluruh Palestina, terdiri dari yang dikenal sebagai diaspora Palestina, yang kebanyakan adalah pengungsi Palestina di negara manapun. Dari diaspora, lebih dari dua setengah juta hidup di negara tetangga Yordania, satu juta dibagi antara Suriah dan Lebanon, seperempat juta di Arab Saudi, danChile setengah juta adalah konsentrasi terbesar di luar dunia Arab.
Dengan afiliasi keagamaan, kebanyakan warga Palestina adalah Islam, khususnya cabang Sunni Islam, dan ada minoritas Kristen yang signifikan Palestina dari berbagai denominasi Kristen, serta komunitas-komunitas religius kecil. Sebagai istilah umum diterapkan "Palestina Arab" ethnonym menyiratkan, arus tradisional vernakular Palestina, terlepas dari agama, adalah dialek Arab Palestina.


Ditambah lagi pernyataan haram dari ulamaWahabi
Ulama Wahabi Berfatwa: Haram Demo Anti Israel dan Dukung Palestina
allahidan2
Lagi, fatwa heboh ulama wahabi atau salafy, disaat manusia yang punya nurani dan rasa kemanusiaan baik dibelahan dunia Islam maupun Barat menangis dan prihatin atas tragedi kemanusian di Gaza, serta memprotes tindakan biadab Israel yangmembantai penduduk sipil Palestina dari anak-anak sampai orang dewasa, tau-tau seorang ulama Wahabi asal Saudi Arabia “Syekh Saleh al-lahidan” -lihat foto diatas- (Ketua Majlis Tinggi Urusan Hukum – رئيس المجلس الأعلى للقضاء ) mengeluarkan fatwa aneh, yakni haram demo dukung Palestina dan anti Israel  serta menentang kebiadabannya di Gaza.
Al-Lahidan dalam fatwanya mengatakan bahwa demo menentang kebiadaban Israel dan unjuk rasa membela bangsa Palestina yang tertindas adalah bentuk perbuatan anarkis, merusak di bumi Allah (fasad), tidak ada kebaikannya dan perbuatan yang melalaikan manusia dari mengingat Allah SWT.  oleh karenanya DIHARAMKAN sama-sekali.
Sebelumnya ulama wahabi “Syekh Muqbil bin Hadi” juga pernah berfatwa bahwa gerakan perlawanan Islam “HAMAS” adalah gerakan jihad yang menyimpang. fatwa ini ditarjamah dan didokumentasi disitus “salafy.or.id” (baca fatwanya disini)
___________________
Berita Diatas di Sadur dari situs Islam Online

صالح اللحيدان: المظاهرات “فساد في الأرض”

ياسر باعامر

جدة- وصف رئيس المجلس الأعلى للقضاء في السعودية الشيخ صالح اللحيدان المظاهرات التي تقوم بها الجماهير في العديد من الدول العربية؛ تنديدا بالعدوان الإسرائيلي على قطاع غزة، بـ”الفساد في الأرض”، مبررا رؤيته بأن المظاهرات “تصد عن ذكر الله، حتى وإن لم يحصل فيها تخريب”.

وخلال محاضرة ألقاها بعنوان “أثر العقيدة في محاربة الإرهاب والانحراف الفكري” قال الشيخ اللحيدان إن أول مظاهرة شهدها الإسلام في عهد الصحابي الجليل عثمان بن عفان “كانت شرا وبلاء على الأمة الإسلامية”، ووصف تعبير الجماهير عن مواقفها عبر التظاهر بأنه “استنكار غوغائي، إذ إن علماء النفس وصفوا جمهور المظاهرات بمن لا عقل له”.

في ضوء ذلك، اعتبر أن المظاهرات التي شهدها الشارع العربي ضد غارات إسرائيل على غزة من قبيل “الفساد في الأرض، وليست من الصلاح والإصلاح”، بحسب ما نقلت عنه صحيفة “الحياة” اللندنية في عدد اليوم السبت.

وبرر رؤيته بالقول إن المظاهرات حتى إذا لم تشهد أعمالا تخريبية “فهي تصد الناس عن ذكر الله، وربما اضطروا إلى أن يحصل منهم عمل تخريبي لم يقصدوه”، وأضاف متعجبا: “متى كانت المظاهرات والتجمعات تصلح؟!”.

وتابع استهجانه للمظاهرات بالقول إن: “المظاهرات مسألة فوضى، فهم يخربون ما يمرون عليه من المتاجر، ويرون أن هذا غضب منهم على العدوان، وهذا مما ينمي العدوان بينهم”.

من جهة أخرى، شدد رئيس مجلس القضاء الأعلى في السعودية على أهمية الدعاء للفلسطينيين والقنوت في المساجد.

وأوضح الشيخ اللحيدان أن الأمة الإسلامية تمر الآن بـ”محنة كبيرة وعدوان بلا حياء وبوحشية وهمجية، وسكوت من بعض القادرين على المنع”، معتبرا ذلك نوعا “من التعاون على الإثم والعدوان، مع عجز متناه من الأمة الإســلامية من حيــث العمل، فالأمة الإسلامية تعرف نفسها”.

ويعد الشيخ صالح بن محمد اللحيدان أكثر أعضاء هيئة كبار العلماء (المؤسسة الدينية الرسمية) نفوذا، إلى جانب كونه رئيسا لمجلس القضاء الأعلى.

وكان الشيخ قد أفتى في سبتمبر الماضي بجواز قتل ملاك الفضائيات الذين يبثون مواد خليعة عبر أحكام القضاء، إلا أنه وبعد انتقادات كبيرة لفتواه عاد وأوضح أنه يستدعي نصح ملاك الفضائيات، وإذا لم يرتعدوا فيجب محاكمتهم وإصدار أحكام رادعة بحقهم من جانب ولي الأمر، ولا يعني ذلك الدعوة إلى قتلهم عدوانا.

وطالب في ضوء هذه الفتوى بعض المفكرين الليبراليين السعوديين مثل الدكتور تركي الحمد بإقالة الشيخ اللحيدان من منصبه.



Marilah kita sikapi dengan bijak, dan mencari referensi yang lebih valid... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar